Kamis, 14 Februari 2013


Cara Memasang Animasi di Blog

Cara Memasang Animasi di Blog - Ada beberapa widget yang biasa di pasang sebagai hiasan diblog, ada yang memasang kalender, ada yang memasang lagu di blog, memasang animasi di blog dan masih banyak lagi. Namun kali ini, kita khusus membahas cara memasang widget animasi di blog.

Widget ini bisa sobat tempatkan dimana saja tapi umumnya di letakkan di sudut blog seperti kanan atas, kanan bawah, kiri atas dan kiri bawah blog. Di bawah ini telah di sediakan beberapa animasi yang bisa sobat gunakan dengan menkopi scriptnya dan di masukkan di HTML/Javascript di blog sobat. Bila tertarik dan di rasa berguna, silahkan di gunakan

bagi teman teman kyk gua this scrip

<div style="position: fixed; bottom: 0px; left: 10px;width:150px;height:130px;"><a href="http://www.sweetim.com/s.asp?im=gen&lpver=3&ref=10" target="_blank"><img alt="animasi blog" src="http://content.sweetim.com/sim/cpie/emoticons/00020478.gif" title="Click to get more." /></a><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com" target="_blank">Animasi Blog</a></center></small></div>

Kamis, 07 Februari 2013

Apa itu WWW atau World Wide Web?

WWW World Wide Web
Definisi WWW ( World Wide Web ) adalah suatu ruang informasi yang yang dipakai oleh pengenal global yang disebut Uniform Resource Identifier (URI) untuk mengidentifikasi sumber-sumber daya yang berguna. WWW sering dianggap sama dengan Internet secara keseluruhan, walaupun sebenarnya ia hanyalah bagian daripadanya.

Apa Fungsi WWW atau World Wide Web?

fungsi WWW adalah menyediakan data dan informasi untuk dapat digunakan bersama

Sejarah WWW atau World Wide Web

WWW atau World Wide Web adalah suatu program yang ditemukan oleh Tim Berners-Lee pada tahun 1991. Awalnya Berners-Lee hanya ingin menemukan cara untuk menyusun arsip-arsip risetnya. Untuk itu, dia mengembangkan suatu sistem untuk keperluan pribadi. Sistem itu adalah program peranti lunak yang diberi nama Equire. Dengan program itu, Berners-Lee berhasil menciptakan jaringan terkait antara berbagai arsip sehingga memudahkan informasi yang dibutuhkan. Inilah yang kemudian menjadi dasar dari sebuah revolusi yang dikenal sebagai web.
WWW dikembangkan pertama kali di Pusat Penelitian Fisika Partikel Eropa (CERN), Jenewa, Swiss. Pada tahun 1989 Berners-lee membuat proposal untuk proyek pembuatan hypertext secara global, kemudian pada bulan Oktober 1990, ‘World Wide Web‘ sudah bisa dijalankan dalam lingkungan CERN. Pada musim panas tahun 1991, WWW resmi digunakan secara luas pada jaringan Internet.

Peninggalan Budaya Kesultanan Kutai Kartanegara

KETOMPONG

Ketopong Sultan Kutai Kartanegara
Ketopong atau Mahkota Sultan Kutai Kartanegara terbuat dari emas yang dihiasi dengan batu-batu permata. Bentuk mahkota brunjungan dan bagian muka berbentuk meru bertingkat, dihiasi dengan motif ikal atau spiral yang dikombinasikan dengan motif sulur. Hiasan belakang berupa garuda mungkur berhiaskan ukiran motif bunga, kijang dan burung.
Ketopong Sultan Kutai Kartanegara
Ketopong dari emas ini telah mulai digunakan semenjak Sultan Aji Muhammad Sulaiman bertahta ( 1845 - 1899 ). Diperkirakan mahkota ini dibuat pada pertengahan abad ke-19 oleh pandai emas dari kerajaan Kutai sendiri. Seperti yang dijelaskan oleh Carl Bock dalam bukunya The Head-Hunters of Borneo (1881) bahwa Sultan Sulaiman memiliki 6 hingga 8 pandai emas yang dipekerjakan khusus untuk membuat barang-barang emas dan perak bagi Sultan.

Detail Ketopong Sultan KutaiDi Museum Mulawarman Tenggarong hanya dapat dilihat duplikat dari Ketopong ini. Mahkota asli yang beratnya hampir 2 kg tersebut berada di Museum Nasional Jakarta. Pada saat penobatan Sultan H.A.M. Salehuddin II sebagai Sultan Kutai Kartanegara pada tanggal 22 September 2001, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara meminjam ketopong ini untuk prosesi penobatan sang Sultan.


PEDANG KESULTANAN KUTAI KARTANEGARA
Pedang Sultan Kutai
Pedang Kerajaan Kutai ini terbuat dari emas padat. Pada gagang pedang terukir seekor harimau yang sedang siap menerkam, sementara pada ujung sarung pedang dihiasi dengan seekor buaya.






KALUNG CIWA
Kalung yang terbuat dari emas ini diketemukan oleh penduduk di sekitar Danau Lipan, Kecamatan Muara Kaman pada masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman (1850-1899). Oleh penduduk kalung ini diserahkan kepada Sultan, yang kemudian dijadikan perhiasan kerajaan dan digunakan Sultan pada waktu diadakan pesta adat Erau dalam rangka ulang tahun penobatan Sultan sebagai Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

KALUNG UNCAL
Kalung Uncal yang merupakan atribut dari Kerajaan Kutai Martadipura (Mulawarman) ini digunakan oleh Sultan Kutai Kartanegara setelah Kerajaan Kutai Martadipura berhasil ditaklukkan dan dipersatukan dengan Kerajaan Kutai Kartanegara. Terbuat dari emas 18 karat dengan berat 170 gram. Kalung ini dihiasi dengan relief cerita Ramayana.
Menurut sejarah, kalung Uncal tersebut kemungkinan berasal dari India. Dalam bahasa India kalung ini disebut Unchele dan di dunia ini hanya terdapat 2 buah atau satu pasang, yakni sebuah untuk pria dan sebuahnya lagi untuk wanita.
Kalung Uncal yang saat ini ada di India hanya sebuah saja. Menurut keterangan salah seorang duta India yang berkunjung ke Tenggarong pada tahun 1954, kalung Uncal yang ada di Kutai ini sama bentuk, rupa dan ukurannya dengan kalung Unchele yang ada di India. Sehingga, ada kemungkinan bahwa Raja Mulawarman Nala Dewa merupakan salah seorang keturunan dari Raja-Raja India di masa silam dan membawa kalung Uncal tersebut ke daerah Kutai ini.

KURA-KURA MAS
Menurut riwayat, datanglah ke pusat Kerajaan Mulawarman beberapa rombongan perahu dari negeri Cina yang dipimpin oleh seorang Pangeran yang ingin meminang salah seorang Putri Raja yang bernama Aji Bidara Putih. Setelah lamaran diterima, sang Pangeran mengantarkan barang-barang pertanda kesungguhannya untuk memperistri sang putri berupa perhiasan dari emas dan intan, termasuk diantaranya adalah Kura-Kura Mas tersebut.

TALI JUWITA
Tali juwita adalah simbul dari sungai Mahakam yang mempunyai 7 buah muara sungai dan 3 buah anak sungai (sungai Kelinjau, Belayan dan Kedang Pahu). Tali Juwita ini terbuat dari benang yang banyaknya 3x7 helai, kemudian dikuningi dengan kunyit untuk dipakai dalam upacara adat Bepelas.

KERIS BUKIT KANG
Keris ini adalah tusuk konde dari Aji Putri Karang Melenu, permaisuri Raja Kutai Kartanegara yang pertama yakni Aji Batara Agung Dewa Sakti. Menurut legenda Kutai, bayi perempuan yang kemudian diberi nama Aji Putri Karang Melenu ini ditemukan dalam sebuah gong bersama-sama dengan Keris Bukit Kang dan sebuah telur ayam. Gong ini terletak pada sebuah balai dari bambu kuning. Balai tersebut terletak diatas tanduk seekor binatang aneh yang disebut Lembu Swana yang muncul di perairan Kutai Lama.

KELAMBU KUNING
Berbagai benda yang menurut kepercayaan mengandung magis ditempatkan dalam kelambu kuning, yakni:
a. Kelengkang Besi
Pada suatu hari ketika hujan panas, petinggi yang tinggal di sungai Bengkalang (Kecamatan Long Iram) yang bernama Sangkareak mendengar suara tangisan bayi. Setelah dicari akhirnya ditemukannya seorang bayi berada dalam suatu wadah yang disebut kelengkang besi.
b. Tajau (Guci/Molo)
Tajau atau tempayan ini dipergunakan untuk mengambil air ketika hendak memandikan Aji Batara Agung Dewa Sakti untuk pertama kalinya.
c. Gong Raden Galuh
Tempat Aji Putri Karang Melenu bersama Keris Bukit Kang diketemukan. Gong besar ini disebut juga Gong Maharaja Pati.
d. Gong Bende (Canang Ponograh)
Gong kecil ini dipukul bilamana ada sesuatu yang akan diumumkan kepada khalayak.
e. Arca Singa Noleh
Konon, arca Singa Noleh awal mulanya adalah seekor binatang hidup yang sedang memakan beras lempukut yang baru ditumbuk oleh seorang wanita. Wanita tersebut marah dan binatang tersebut jatuh, terus menjadi batu bercampur porselein seperti keadaannya sekarang.
f. Keliau Aji Siti Berawan
Keliau atau perisai ini adalah yang selalu dipakai oleh Aji Siti Berawan, keluarga dari dari Sultan Kutai Kartanegara. Aji Siti Berawan disebut pahlawan wanita karena selalu mempertahankan kerajaan dari serangan musuh. Mandau yang dipakainya dinamakan Mandau Piatu.
g. Sangkoh Piatu
Sangkoh (lembing) ini dipakai pada waktu Erau dan dikaitkan pada tali Juwita dan kain Cinde.
h. Sangkoh Buntut Yupa
Lembing ini penjelmaan dari seekor ular yang diketemukan di ujung pulau Yupa oleh seorang penduduk kampung sekitar pulau tersebut.

SINGGASANA SULTAN
Setinggil / Singgasana yang dipakai Sultan Aji Muhammad Sulaiman maupun yang dipakai Sultan Aji Muhammad Parikesit, berikut payung, umbul-umbul, dan geta (peraduan pengantin Kutai Keraton).


MERIAM SAPU JAGAT DAN MERIAM GENTAR BUMI
Kedua meriam yang dianggap memiliki kekuatan daya sakti ini digunakan Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa untuk menundukkan Kerajaan Kutai Martadipura di Muara Kaman.

MERIAM AJI GENTONG
Meriam buatan VOC ini awalnya ditempatkan di daerah muara sungai Mahakam, tepatnya di Terantang (Kecamatan Anggana), untuk berjaga-jaga dan menghadapi musuh yang datang melalui selat Makassar.

MERIAM SRI GUNUNG
Meriam Sri Gunung inilah yang dipakai Awang Long gelar Pangeran Senopati untuk menembak armada kapal Inggris dan Belanda yang menyerang Tenggarong pada tahun 1844.

TOMBAK KERAJAAN MOJOPAHIT
Tombak-tombak tua dari Kerajaan Majapahit yang tersimpan di Museum Mulawarman membuktikan adanya hubungan sejarah antara Kerajaan Kutai Kartanegara dengan Kerajaan Majapahit.

KERAMIK KUNO TIONGKOK
Ratusan koleksi keramik kuno dari berbagai dinasti di Cina yang tersimpan di ruang bawah tanah Museum Mulawarman membuktikan telah adanya perdagangan yang ramai antara daerah Kutai dengan daratan Cina di masa lampau.

GAMELAN GAJAH PRAWOTO
Seperangkat gamelan yang terdapat di Museum Mulawarman berasal dari pulau Jawa, begitu pula topeng-topeng, beberapa keris, pangkon, barang-barang perak maupun kuningan, serta wayang kulit membuktikan adanya hubungan yang erat antara Kerajaan Kutai Kartanegara dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Jawa semenjak jayanya Majapahit.

Jumat, 01 Februari 2013

Sejarah DPRD KUKAR

Sejarah DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara
Embrio terbentuknya badan Legislatif di Kabupaten Kutai Kartanegara bermula dari era Pemerintahan Hindia Belanda yang diberi nama DEWAN KUTAI yang pada masa itu masih berstatus Pemerintahan Swapraja pada tanggal 26 Agustus 1947 oleh Gubernur Jenderal Letnan Dr. H.J. Van Mook
Khusus untuk Swapraja Kutai, karena terlalu luas wilayahnya maka dibentuk 2 Dewan yakni Dewan Kutai dan Dewan Kutai Ulu. Dewan Kutai berpusat di Tenggarong sementara Dewai Kutai Ulu yang mewakili rakyat daerah hulu Mahakam/ Pedalaman berkedudukan di Long Iram, ibukota Kewedanaan Kutai Ulu.
Namun setelah lebih dari 100 hari terbentuknya Republik Indonesia di Yogyakarta, tepatnya pada tanggal 10 April 1950, Federasi Kalimantan Timur beserta alat-alat kelangkapan Pemerintahannya termasuk Dewan Kutai, Bulongan, Berau dan Pasir secara otomatis dibubarkan, sekaligus diberlakukannya UU No. 22/1948 dan PP NO. 39/1950 tentang Pembentukan DPRD Sementara yang membuka kesempatan untuk pembentukan sebuah lembaga demokrasi.
Pada tanggal 7 Januari 1953, seiring dengan keluarnya UU Darurat No. 3/1953, tentang Pembentukan (resmi) Daerah Otonom Kabupaten/Daerah Istimewa Tingkat Kabupaten dan kota Besar dalam Propinsi Kaltim, sebutan Swapraja dirubah menjadi Daerah Istimewa (setingkat Kabupaten), yang Kepala Daerahnya dipimpin oleh keturunan keluarga Sultan Kutai yang berkuasa sejak zaman sebelum Kemerdekaan.
Pada tahun 1956 diterbitkan UU No. 14/1956 yang memuat tentang pembentukan DPRD dan DPD (Dewan Pemerintahan Daerah) Peralihan Otonom, yang komposisinya terdiri dari wakil-wakil partai politik, organisasi maupun kumpulan perorangan berdasarkan jumlah suara yang diperoleh dimasing-masing daerahnya. Untuk DPRD-P Daerah Istimewa Kutai jumlahnya 20 orang (Permendagri No.12/1956) dengan komposisi:
- Masyumi 6
- Partai Nasional Indonesia 4
- Nahdlatul Ulama 3
- Partai Syarikat Islam 2
- PIR Hazairin 1
- Partai Katholik 1
- Partai Komunis Indonesia 1
- Partai Rakyat Indonesia 1
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Peralihan Daerah Istimewa Kutai ini dilantik pada tanggal 20 Oktober 1956 di ibukota Daerah Istimewa Kutai yakni Samarinda.
Pada tanggal 14 Januari 1958, Dewan peralihan ini diganti dan dilantik anggotanya menjadi DPRD yang berjumlah 30 orang, terdiri dari PNI 8 kursi, Masyumi 6 kursi, NU 4 kursi, PSI 4 kursi, PKI 3 kursi, PIR Hazairin 2 kursi serta PSII, Partai Murba dan Persatuan Daya masing-masing 1 kursi. Pelantikan DPRD Daerah Istimewa ini berlangsung di kota Tenggarong.
Pada tahun 1959, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan UU No. 27/1959 tentang Penghapusan Daerah-Daerah Swapraja sekaligus Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Kalimantan Timur. Daerah Istimewa Kutai dipecah menjadi 3 Daerah Tingkat II, yakni Kabupaten Kutai, Kotamadya Samarinda dan Kotamadya Balikpapan.
Pada tanggal 21 Januari 1960, Kepala Daerah istimewa Kutai Sultan Kutai Aji Mohammad Parikesit yang berkuasa selama kurang lebih 39 tahun di Kutai Kartanegara melakukan serah terima jabatan kepada Aji Raden Padmo selaku Bupati Kabupaten Kutai yang pertama.
Pada tanggal 10 April 1967, terbentuk DPRD-GR (Gotong Royong) dengan anggota sebanyak 30 orang yang dilantik oleh Gubernur Kalimantan Timur Kolonel Soekardi. Adapun komposisi DPRD-GR periode 1966/1971 adalah:
Anggota BPH:
1. Mohammad Roesli dari PNI
2. Iskandar LS dari NU.
3. Johan Gimak Sombeng dari PARTINDO.
4. Mohammad Masjkun dari IPKI.
Anggota DPRD-GR terdiri dari :
I. Partai Politik
1.
PNI 9
2.
NU 3
3. PSII 1
4. PARKINDO 1
5. IP-KI 1
6. MURBA 1

II. Golongan Karya berafiliasi
1.
Karya Alim Ulama Katholik 9
2.
Karya Tani Nelayan IPKI 3
3. Karya Pemuda 1
4. Karya Alim Ulama PSII 1
5. Karya Seniman 1
6. Karya Wanita 1
7. Karya Wanita PNI  1
8. Karya Buruh NU 1
9. Karya Alim Ulama Islam NU 1

III. Golongan Karya Non Afiliasi
Karya AKRI, Karya Veteran, Karya Pendidik, Karya Koperasi dan Karya Muhammadiyah masing-masing 1 Kursi. Jumlah keseluruhan 30 Kursi.
(Sumber: "Dari Swapraja Ke Kabupaten" - Drs. Anwar Soetoen)